SansRadio - Jakarta, CEO SpaceX Elon Musk diberi izin oleh pemerintah Amerika Serikat untuk mengaktifkan layanan internet Starlink guna membantu warga Iran berunjuk rasa melawan pemerintah setelah kematian seorang perempuan di tahanan polisi.
Akses ke media sosial dan sejumlah konten internet sangat dibatasi di Iran dan sejumlah pemblokiran Internet terjadi di sejumlah tempat kemarin. Salah satu operator ponsel juga diblokir sehingga membuat jutaan warga pengguna di Iran tidak bisa berkomunikasi.
Kementerian Keuangan AS Jumat lalu mengeluarkan izin untuk memperluas layanan Internet bagi warga Iran meski AS tengah menjatuhkan sanksi terhadap Negeri Mullah itu.
Serangkaian unjuk rasa yang mengakibatkan bentrok berdarah dengan aparat keamanan terjadi setelah kematian Mahsa Amini, perempuan yang ditangkap polisi moral lantaran dia tidak memakai jilbab.
Ratusan demonstran yang marah di jalanan ditangkap di sejumlah kota besar di Iran dalam delapan ahri terakhir. Televisi pemerintah menyatakan jumlah orang yang tewas karena unjuk rasa yang bentrok mencapai 35 jiwa, bertambah dari sebelumnya 17 orang, termasuk lima aparat keamanan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengatakan izin yang diberikan (kepada Starlink) bisa langsung dilakukan dan "Bagi siapa pun yang memenuhi kriteria dalam perizinan ini bisa melanjutkannya tanpa perlu ada permohonan izin tambahan."
Sejauh ini Musk tidak bisa dikonfirmasi terkait layanan Internet dari Starlink di Iran.
Namun Musk Senin lalu mengatakan perusahaannya ingin memberikan layanan internet via satelit melalui Starlink-- seperti yang sudah dia lakukan bagi Ukraina ketika Rusia melancarkan operasi khusus militer Februari lalu--kepada Iran.
Menurut pemantau Internet NetBlocks, Iran membatasi akses ke media sosial seperti Instagram dan WhatsApp di saat unjuk rasa berlangsung.
Azadeh Akbari dari Universitas Twente mengatakan pemblokiran dari pemerintah Iran ini adalah lanjutan dari pembatasan jaringan Internet yang dilakukan sejak berpuluh tahun lalu.
Media pemerintah Iran kemarin mengatakan Presiden Ibrahim Raisi menyatakan negaranya harus "menindak tegas siapa pun yang menentang keamanan dan ketertiban negara."
Sumber : merdeka.com