SansRadio - Jakarta, John Wayne Gacy dihukum mati karena 33 pembunuhan terhadap sebagian besar remaja laki-laki. Kisahnya begitu terkenal di Amerika Serikat karena tak ada yang mengira bahwa pria yang suka menjadi badut ini pembunuh berantai.
Dikutip dari laman Murderpedia, Gacy dijatuhi hukuman mati untuk 12 pembunuhan tersebut. Mayat sebagian besar korban ditemukan ada di ruang di bawah rumah Gacy di pinggiran Chicago.
Bukti menunjukkan bahwa Gacy menjalani kehidupan ganda. Tak ada yang menyangka bahwa ia seorang pembunuh.
Ia terlibat dalam kegiatan amal dan politik pada saat yang sama ia melakukan serangkaian pembunuhan penyiksaan sadis. Dia membujuk banyak remaja pria ke rumahnya untuk hubungan homoseksual, mengikat atau memborgol pasangannya kemudian mencekik atau mencekik mereka. Gacy dikenal sebagai kontraktor yang sukses, aktif di komunitas, dan sering menjadi badut untuk pesta.
Kasus Pembunuhan Gacy
Pada 11 Desember 1978, seorang siswa SMA Des Plaines yang berusia 15 tahun, Robert Piest, menghilang tak lama setelah meninggalkan pekerjaannya di apotek tempat Gacy baru saja menyelesaikan pekerjaan renovasi.
Polisi menempatkan Gacy di bawah pengawasan, dan ketika diketahui bahwa dua karyawan remaja Gacy, Gregory Godzik dan John Butkovich, juga baru-baru ini menghilang, polisi memperoleh surat perintah penggeledahan untuk rumah Gacy. Sebuah gulungan film milik Piest disita dalam penggeledahan berikutnya.
Surat perintah penggeledahan kedua dieksekusi dan tiga mayat berlumuran kapur ditemukan di tempat Gacy. Gacy mengungkap bahwa berhasil membujuk para korban ke rumahnya, baik secara eksplisit untuk seks atau untuk urusan pekerjaan, dan kemudian mencekik mereka. Sebanyak 29 mayat ditemukan di rumahnya dan 4 lainnya ditemukan di sungai terdekat.
Kisah Gacy begitu dikenal karena profesinya begitu menipu. Dia menjadi badut sekaligus pembunuh.
sumber : detik.com