SansRadio - Jakarta, Saat Iran bersiap untuk berlaga pada Piala Dunia FIFA ketiga berturut-turut, generasi terbaik bangsa ini bertekad melewati babak penyisihan grup pada partisipasi keenam mereka.
Sampai sekarang, para penggemar Tim Melli masih mengingat penderitaan Mehdi Taremi karena menyia-nyiakan peluang. Bola di kaki kirinya, sekitar 7 meter di luar dan hanya tinggal menaklukkan Rui Patricio, tapi calon mesin gol FC Porto itu gagal membobol gawang lawan. Padahal jika berhasil, gol ini akan membuat Portugal yang dibintangi Cristiano Ronaldo tersingkir, dan Iran secara ajaib lolos ke babak berikutnya dari grup yang juga diisi juara dunia 2010 Spanyol, serta Maroko.
Empat tahun kemudian, Taremi adalah salah satu pemain yang tumbuh pesat sejak Rusia 2018, pemain yang lain, seperti kiper Amir Abedzadeh dan gelandang Ahmad Nourollahi, juga semakin dikenal. Adapun pemain seperti Vahid Amiri, Mourteza Pouraliganji, dan Karim Ansarifard, yang karier internasionalnya telah menyusut selama beberapa tahun terakhir, mereka akan berharap kembalinya mantan mentor Carlos Queiroz sebagai pelatih, yang diumumkan hari ini, akan menghidupkan kembali harapan mereka.
Berikut adalah lima pemain yang patut diwaspadai saat Tim Melli ingin menciptakan sejarah di Qatar 2022.
Amir Abedzadeh
Posisi: Kiper Usia: 29?
Empat tahun lalu, kiper Iran Alireza Beiranvand menjadi buah bibir di Rusia 2018 saat dia menyelamatkan tendangan penalti bintang Portugal Ronaldo. Waktu itu, Amir Abedzadeh yang berusia 25 tahun menyaksikan dari bangku cadangan.
Kembali ke masa itu, tidak ada satu pun dari 16 tim yang tersisih di fase grup kebobolan lebih sedikit gol dari Iran (2). Jika mereka ingin menggapai impian yang sukar untuk maju ke babak berikutnya pada turnamen yang digelar paling dekat dari rumah mereka selama ini, aksi heroik penjaga gawang akan sangat penting melawan sosok seperti Harry Kane, Gareth Bale, dan Christian Pulisic.
Menuju Qatar 2022, tugas itu tampaknya ditakdirkan untuk Abedzadeh, yang menempa keterampilannya di tim muda Tottenham Hotspur dan Brentford. Sekarang, mendekati usia 30 tahun, ia dengan kuat menyalip Beiranvand ke posisi terdepan sebagai starter di bawah mistar Iran. Ia terus tampil mengesankan di Spanyol, memperkuat tim divisi dua Ponferradina.
Bentrokan melawan Amerika Serikat khususnya, akan menjadi momen spesial bagi Abedzadeh. Ayahnya, kiper ikonik Ahmad Abedzadeh, menjadi kapten Iran ketika menghadapi Amerika Serikat pada Piala Dunia FIFA Prancis 1998 dan memimpin mereka memetik kemenangan 2-1 yang tersohor itu.
Omid Noorafkan
Posisi: Bek Kiri/Gelandang Bertahan Usia: 24
Salah satu dari sedikit starter untuk Tim Melli yang bermain di rumah sendiri, bek klub Sepahan ini menambah fleksibilitas di tim Iran. Mampu bermain sebagai bek kiri, gelandang bertahan, atau bahkan bek tengah saat diperlukan, Noorafkan terus berkembang menjadi roda penggerak utama.
Noorafkan nyaris berlaga pada Piala Dunia FIFA sebelumnya. Ia merupakan bagian dari skuad tambahan pelatih Carlos Queiroz, sebelum akhirnya dicoret dari daftar final. Mantan pemain Esteghlal ini memadukan kekuatan dan keanggunan, membuatnya secara bertahap mengambil alih posisi starter dari kapten tim nasional Ehsan Hajsafi.
Sementara Qatar 2022 akan menjadi Piala Dunia FIFA pertama Noorafkan, pria yang bisa bermain di sejumlah posisi ini memiliki pengalaman menjadi kapten negaranya di Piala Dunia U-20 FIFA 2017 Korea Selatan, penampilan pertama mereka di kelompok usia itu dalam 16 tahun.
Ahmad Nourollahi
Posisi: Bek Tengah Usia: 29
Selama bertahun-tahun, Iran asuhan Queiroz memiliki tiga andalan yang berputar di jantung lini tengah. Salah satu Saeed Ezatollahi, Omid Ebrahimi, dan Hajsafi dipastikan menjadi starter dalam setiap pertandingan dari sembilan laga tim tersebut di turnamen besar sejak 2018.
Sementara itu, Nourollahi perlahan tapi pasti berkembang menjadi salah satu gelandang paling bisa diandalkan di sepak bola Iran dan Asia. Ia memimpin tim kuat Teheran Persepolis ke dua final Liga Champions AFC dan empat gelar Liga Pro Iran berturut-turut. Tempat di starting XI Tim Melli harus menunggu karena Nourollahi menanti hingga beberapa bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-26 untuk mencatatkan debut internasionalnya.
Kedatangan Sko?i? mengakibatkan perubahan drastis terhada nasib pemain yang menjadi bagian tak terpisahkan dari susunan tim nasional Iran sepanjang Kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Agresif saat tak memiliki bola di kaki dan tenang ketika menguasainya, kemampuan Nourollahi menendang si kulit bundar dari jarak jauh membuatnya mencatatkan tiga gol saat kualifikasi. Dia juga telah mendapatkan pengalaman lebih setelah pindah ke klub UEA Shabab Al Ahli, di mana dia bermain saat ini.
Walaupun bukan pemain tercepat atau paling kuat fisiknya, kemampuan Nourollah menempatkan posisi yang layak ditiru, dan visinya untuk melepaskan operan progresif, berarti dia diharapkan memainkan peran kunci melindungi empat pemain belakang sekaligus memulai serangan Iran pada musim dingin ini.
Mehdi Taremi
Posisi: Pemain Sayap Usia: 30
Sangat sedikit pemain yang mengalami peningkatan pesat menjadi bintang seperti yang dialami Mehdi Taremi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014, penyerang serba bisa itu bermain di kasta kedua sepak bola Iran, dan jauh dari tim nasional. Maju cepat ke 2022, Taremi adalah nama terkenal di sepak bola Eropa, dengan nominasi FIFA Puskás Award dan penghargaan pencetak gol terbanyak di Liga Primeira Portugal atas namanya.
Di kancah internasional, Taremi membentuk trio menakutkan bersama Sardar Azmoun dan Alireza Jahanbakhsh. Ketiganya total mencatatkan gabungan lebih dari 170 gol internasional untuk negara mereka. Taremi menuju Piala Dunia FIFA keduanya dengan menempati posisi ketujuh pencetak gol terbanyak sepanjang masa Iran dengan 27 gol dari 58 penampilan.
Sardar Azmoun
Posisi: Striker Usia: 27
Sosok Yin yang melengkapi Taremi sebagai Yang, Sardar Azmoun telah memimpin serangan Iran selama tujuh tahun terakhir dengan sukses besar. Sementara Taremi bermain melebar dan beroperasi di sekitar kotak, Azmoun menggunakan kombinasi naluri tajam sebagai penuntas serangan dan fisiknya yang mengesankan untuk mengubah peluang menjadi gol.
Belum pernah membela tim senior klub negaranya, Azmoun memulai karier seniornya di klub Liga Premier Rusia Rubin Kazan. Ia memilih pindah ke luar negeri dengan mengorbankan tawaran dari raksasa Iran, Esteghlal dan Persepolis. Dalam hampir satu dekade di sepak bola Rusia, Azmoun membuktikan dirinya sebagai salah satu pencetak gol paling dikenal di sepak bola Eropa, menjadi top skor Iran sepanjang masa di Liga Champions UEFA, termasuk gol melawan Bayern Munich dan Atletico Madrid.
Pada Januari, saatnya petualangan baru untuk pemain 27 tahun ini dengan pindah ke tim Bundesliga Bayer Leverkusen.
Setelah kehilangan tempat di skuad Iran untuk Brasil 2014, Azmoun meningkatkan reputasinya di Piala Asia AFC Australia 2015 dengan mencetak gol luar biasa melawan Qatar pada babak penyisihan grup. Ia kemudian membuka skor di perempat final dalam hasil imbang 3-3 melawan Irak, laga yang berakhir dengan kekalahan Iran lewat adu penalti.
Empat tahun kemudian di UEA, Azmoun berada di urutan kedua setelah pemain Qatar Almoez Ali dalam daftar top skor ompetisi ini dengan mengantongi empat gol. Saat ini, dia pencetak gol terbanyak ketiga sepanjang masa negaranya dengan 40 gol internasional. Hanya Ali Daei yang legendaris yang memiliki rasio serangan lebih baik daripada Azmoun yang mengemas 0,63 gol per pertandingan untuk Tim Melli.
Sumber : Fifa.com