SansRadio - Jakarta, Luka batin di masa kecil terkadang bisa begitu berpengaruh pada kehidupan seseorang di masa depan. Bahkan, luka ini bisa membuat seseorang menjadi pembunuh berantai.
Hal inilah dialami oleh Tiago Henrique Gomes da Rocha, seorang mantan satpam yang menjadi pembunuh berantai di Brasil.
Dikutip dari Murderpedia, Gomes da Rocha mengaku telah membunuh 39 orang. Dia biasanya mendekati korbannya dengan sepeda motor dan meneriaki mereka perampok dan kemudian ditembak.
Namun, dia tidak pernah mengambil barang berharga apa pun dari korbannya. Dia menargetkan para tunawisma, wanita dan waria di Goiás, Brasil. Korban termudanya adalah seorang gadis berusia 14 tahun yang terbunuh pada Januari 2014. Diketahui 16 korbannya adalah wanita.
Gomes da Rocha ditangkap setelah kedapatan mengendarai sepeda motor dengan plat palsu. Polisi mengamankan sebuah sepeda motor, pelat curian, dan revolver yang dipakai untuk menembak para korabnnya.
Dia mencoba bunuh diri di sel penjaranya pada 16 Oktober 2014 dengan menyayat pergelangan tangannya dengan pecahan bola lampu bola lampu. Gomes da Rocha mengaku mendapatkan dorongan untuk membunuh setelah dilecehkan secara seksual oleh tetangganya pada usia 11 tahun.
Pada Mei 2016 dia dinyatakan bersalah atas sebelas pembunuhan dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
Ingin Membunuh Para Tahanan
Kepala polisi Eduardo Prado, salah satu yang bertanggung jawab atas penyelidikan pembunuhan itu, mengatakan bahwa Rocha masih ingin membunuh meski dipenjara.
"Dia bertanya apakah dia akan diadili jika dia membunuh orang lain dalam tahanan. Dia masih ingin membunuh. Sikapnya sangat aneh," ujar Prado.
Hasrat membunuh Rocha yang tinggi itu tak lepas dari kenangan buruk di masa kecilnya.