breaking news New

Fakta dan Mitos Feng Shui yang Perlu Diketahui

Fakta dan Mitos Feng Shui yang Perlu Diketahui Foto : Pinterest

SansRadio - Jakarta, Dalam budaya Tionghoa, Feng Shui merupakan sebuah seni dan ilmu yang diwariskan secara turun-temurun dalam menata bangunan, benda, dan ruang agar selaras dengan energi alam. Ilmu Feng Shui bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan alam serta kedamaian dan kemakmuran dalam menjalani kehidupan. Namun, di kalangan masyarakat Indonesia yang kental dengan berbagai sistem kepercayaan, kerap menyalahartikan tentang Feng Shui. Mendengar kata Feng Shui, seringkali dikaitkan dengan dunia klenik atau mistis, sesuatu yang berhubungan dengan ramalan-ramalan bahkan dianggap sebagai ajaran sesat.

 

Mitos 1: Feng Shui bertentangan dengan ajaran agama dan harus dijauhi

Fakta: Feng Shui bukanlah sistem kepercayaan atau agama. Sebaliknya, Feng Shui merupakan ilmu yang menjelaskan kualitas hidup dengan cara mengobservasi dan menganalisis tempat tinggal dan lingkungan seseorang.

Pandangan ini seharusnya tidak bertentangan dengan ajaran agama manapun. Sebab, Feng Shui hanya berusaha mengoptimalkan aliran energi (qi) agar kualitas hidup menjadi meningkat.

 

Mitos 2: Feng Shui menyembah angin dan air

Fakta: Secara harfiah, Feng Shui memang berarti angin (feng) dan air (Shui). Istilah ini pertama kali muncul pada era Dinasti Jin, melalui seorang ahli geologi bernama Guo Po (276-324 M) dalam bukunya yang berjudul Zhang Su.

Guo Po menjelaskan bahwa angin dan air merupakan energi yang mampu membawa dan menampung energi kehidupan.

Namun, pada kenyataannya tidak hanya angin dan api yang dianalisis dalam ilmu Feng Shui. Api, kayu, tanah dan logam juga merupakan unsur vital yang wajib dipahami untuk membantu meningkatkan kehidupan.

Dengan demikian, pandangan bahwa orang yang mendalami Feng Shui itu menyembah angin dan air jelas keliru.

 

Mitos 3: Feng Shui tidak masuk akal

Fakta: Hampir semua teori dan hal-hal yang dijelaskan dalam Feng Shui bisa diterima oleh akal sehat.

Sebagai contoh, menaruh cermin berhadapan dengan pintu masuk utama rumah tidak diperkenankan dalam Feng Shui. Sebab, akan membatasi jumlah energi yang masuk.

Hal ini, cukup masuk akal karena sifat cermin yang dapat memantulkan cahaya akan mengurangi sinar (energi) matahari yang masuk ke dalam rumah.

 

Mitos 4: Mengatur energi alam dalam Feng Shui tidak perlu karena alam sudah berjalan seimbang

Fakta: Dalam ilmu Feng Shui, mengatur keseimbangan energi (angin, air, api, tanah, kayu dan logam) merupakan hal pokok. Sebab, energi tersebut bisa menjadi malapetakan ketika dalam jumlah besar.

 

Mitos 5: Prinsip dan konsep qi itu bohong

Fakta: Qi sejatinya merupakan energi kehidupan yang ada dalam diri manusia dan alam.

Qi dalam diri manusia bisa dikendalikan dengan teknik akupuntur. Sedangkan Qi alam bisa diatur dan diseimbangkan dengan ilmu Feng Shui.

Dalam budaya lain, konsep Qi sebenarnya bukan hal baru. di Jepang dikenal dengan istilah Ki. Kemudian prana (Hindu), ruah (Yahudi), pneuma (Yunani), spiritus (Romawi), ka (Mesir), maban (Aborigin) dan mana (Polinesia).

 

Mitos 6: Feng Shui bertentangan dengan kemajuan teknologi karena mengajari ketergantungan pada alam

Fakta: Feng Shui bukan mengajarkan ketergantungan pada alam. Sebaliknya, berusaha menganalisis kondisi lingkungan apakah baik untuk ditempati atau tidak.

Prinsipnya sama dengan era digital hari ini yang berusaha mendesain rumah yang ramah lingkungan dan efisien dalam memanfaatkan energi.

Lebih jauh, Feng Shui tak hanya mengajarkan tentang keseimbangan dengan lingkungan, tetapi membantu meningkatkan kualitas kehidupan di mana seseorang tinggal.

 

Mitos 7: Menerapkan ilmu Feng Shui sama saja menduakan Tuhan

Fakta: Diinformasikan sebelumnya, Feng Shui bukanlah sebuah ajaran tentang kepercayaan atau agama.

Feng Shui hanya mengajarkan bagaimana kita meletakkan suatu benda (bangunan) agar selaras dengan lingkungan di sekitar.

Meyakini adanya determinasi alam dan lingkungan terhadap kehidupan tidak berarti menduakan Tuhan.

Sama halnya ketika seseorang berharap dan tergantung kepada dokter dalam hal penyembuhan. Tidak berarti menduakan Tuhan karena telah mempercayainya.

 

sumber : hallo.id